Selasa, 08 Januari 2013

Minggu, 06 Januari 2013

Peningkatan Karakter Kejujuran melalui Metode Kultum di Kelas V SDN Genengan 2


BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah mengamanatkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut di atas, Guru harus memiliki peranan yang sangat penting, karena ujung tombak keberhasilan pendidikan formal adalah guru. Di tangan gurulah siswa sebagai generasi penerus ditempa dengan berbagai pengalaman belajar. Melalui upaya-upaya instruksional itu diharapkan siswa dapat berkembang seluruh potensi dirinya secara optimal. Karena itu guru biasa disebut sebagai pendidik profesional.
Guru yang professional senantiasa berusaha agar profesi belajar mengajar efektif dan bermakna atau dapat memberikan keberhasilan dan kepuasan baik siswa maupun guru. Guru professional adalah guru yang memiliki keahlian memadai, rasa tanggung jawab yang tinggi, serta memiliki rasa keberhasilan dengan sejawatnya. Mereka mampu melaksanakan fungsi-fungsi sebagai pendidik yang bertanggungjawab mempersiapkan siswa bagi perananya di masa depan (Wardani 2002).
Oleh karena itu guru yang berhasil harus memiliki sikap dan keterampilan yang mendorong siswa aktif untuk berpikir dan mampu memecahkan masalah serta menguasai sejumlah keterampilan pembelajaran yang telah ada di dunia pendidikan.
Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan dengan materi pelajaran oleh siswa. Selain keberhasilan pendidikan yang paling utama adalah karakter yang mampu ditanamkan ke sisiwa. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Akhir-akhir ini indonesia mengalami krisis karakter yang melanda. Krisis karakter ini sudah membudaya dari generasi ke genarasi. Salah satu karakter ini adalah kurangnya kejujuran. Kejujuran akhir-akhir ini merupakan sesuatu yang asing. Hal ini membuat hanya dimiliki oleh segelintir orang saja. Sehingga muncullah istilah “jujur ajur”.
Kejujuran memeng merupakan suatu hal yang sepele. Sehingga kejujuran sering diremehkan. Padahal kejujuran membawa dampak yang besar dalam tatanan masyarakat. Konsep yang terjadi saat ini adalah orang yang pandai itu yang bisa mendapatkan nilai baik dalam ulangan. Akibat kesalahan konsep yang terjadi membawa dampak siswa akan senantiasa terdorong untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin dengan cara apapun walaupun tak jujur. Inilah pondasi awal ketidak jujuran di dalam masyarakat.
Iitulah mengapa perlunya diadakan penilaian terhadap kejujuran siswa agar konsep pandai hanya sekedar mengafal semata. Karakter adalah penilaian utama dalam proses pendidikan. Sehingga dapat menjadi dasar bagi siswa untuk memupuk kejujuran di lingkungan masyarakat kelas.

B.     Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat ditentukan Batasan masalah sebagai berikut :
“Upaya meningkatakan kejujuran siswa kelas V SDN Genengan II melalui metode kultum”

C.     Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakanga Masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana cara meningkatkan kejujuran siswa  kels V SDN Genengan II dengan Metode Kultum?
2.      Sejauh mana Metode Kultum dapat meningkatkan kejujuran siswa kelas V SDN Genengan II?

D.     Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum untuk mengetahui dan memproleh secara objektif  informasi tentang penggunaan Metode Kultum sebagai cara meningkatkan kejujuran, secara khusus penelitian ini adalah untuk:
1.      Untuk mengetahui cara meningkatkan kejujuran siswa kelas V SDN Genengan II dengan Metode Kultum.
2.      Untuk mengetahui sejauh mana Metode Kultum dapat meningkatkan kejujuran siswa kelas V SDN Genengan II.


E.     Manfaat Penelitian
1.      Bagi guru
-          Dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
-          Menghemat waktu
2.      Bagi siswa
-          Dapat memahami pembelajaran dengan cepat.
-          Pembelajaran lebih menarik dan menjyenangkan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.     Belajar
Belajar adalah suatu proses aktif melalui suatu latihan yang berakibat pada perubahan tingkah laku yang menuju kepada tujuan untuk memperoleh hasil yang baik. Tabrani Rusyan (1994) mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terlibat di dalam berbagai bidang studi, lebih luas lagi dalam berbagai aspek bidang kehidupan atau pengalaman yang terorganisir.
Belajar akan berjalan dengan baik apabila disertai dengan tujuan belajar, karena belajar itu merupakan suatu aktivitas yang dapat membawa perubahan tingkah laku bagi peserta didik. Dalam belajar tentu ada hambatan-hambatannya, hambatan-hambatan tersebut bukan hanya dari siswa sendiri, lingkungan sekolah yang tidak menyenangkan tentu juga merupakan hamabatan dan kesulitan belajar bagi siswa. Menurut Rochman Natawija (1985) bahwa faktor lingkungan sekolah yang kurang menunjang proses belajar seperti kurang memadainya cara mengajar, sikap guru, kurikulum atau materi yang akan diajarkan, perlengkapan belajar, sistem administrasi, waktu belajar, situasi sosial di sekolah dan sebagainya.
Guru adalah salah satu komponen  manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial, oleh sebab itu, guru diharapkan terus berupaya berhasil dalam mengajar seperti yang ditulis Thomas F Staton (1986) agar berhasil, tiap-tiap kegiatan pengajaran harus merangkum enam langkah kegiatan pokok yaitu:
1.   Memotivasi belajar.
2.   Memelihara perhatian sepenuhnya.
3.   Memajukan kegiatan mental.
4.   Menciptakan suatu bahan yang jelas dari bahan-bahan yang dipelajari.
5.   Mengembangkan pengertian tentang arti, penerapan praktis dari bahan yang disajikan.
6. Mengulang semua langkah agar semua tujuan tercapai.
Langkah-langkah ini diperkuat dengan pendapat Deporter, B. Dkk, (2000) mengatakan bahwa pekerjaan membantu siswa belajar yaitu menciptakan lingkungan belajar, memotivasi siswa dan mengendalikan disiplin dan suasana belajar. Termasuk kegiatan ini antara lain menyediakan sumber belajar, merangsang kegiatan yang dilakukan siswa, mengatur pengalokasian waktu, menyediakan tempat belajar, menyediakan peralatan mengajar dan mengatur pengelolaan kelas.
Pengertian belajar juga diperjelas oleh Nana Sujana (1988) CBSA dalam proses belajar mengajar: Suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil dari proses belajar, dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku, keterampilan dan kemampuan serta aspek lain yang ada dalam individu yang belajar.
Sejalan dengan pendapat di atas Roetiyah mengatakan bahwa tugas peserta didik atau siswa dalam belajara adalah mengembangkan potensinya semaksimal mungkin sehingga tujuan tercapai dengan apa yang dicita-citakan dirinya.
Teori pembelajaran juga dikatan oleh gege (1970) membatasi kegiatan sebagai kegiatan menyusun dan menyajikan pembelajaran yang layak yang  ersifat eksternal. Kegiatan ini meliputi,
1.   Mengadakan komunikasi verbal untuk memberitahukan murid-murid tentang
apa yang dicapai.
2.   Mengingatkan tentang apa yang diketahui murid-murid.
3.   Mengarahakan perhatian dan tindakan murid-murid supaya dapat berfikir
dengan cara-cara tertentu.
Terdapat beberapa aspek penting dalam kegiatan belajar mengajar yaitu menciptakan kondisi belajar atau lingkungan belajar yang memungkinkan siswa lancar dan efektif.



B.     Hasil Belajar
Setiap macam kegiatan belajar akan menghasilkan suatu perubahan yang khas, yaitu hasil belajar. Hasil belajar merupakan tingkah laku yang dimiliki siswa sebagai akibat dari proses belajar yang ditumpahkan di sekolah, keluarga maupun masyarakat.
Robert. M. Gagne dalam bukunya yang terkenal The Conditions Of Learning mengelompokan tentang hasil belajar menjadi lima kategori hasil belajar, yaitu
1.   Keterampilan motorik
2.   Sikap
3.   Kemahiran intelektual
4.   Informasi verbal
5.   Pengeturan kegiatan intelektual
Kelima kategori tersebut di atas merupakan suatu proses belajar tersendiri, artinya setiap kategori berdiri sendiri dan berbeda sifatnya. Meskipun kerap terdapat hasil belajar dari sutu kelompok yang lain, misalnya dari kelompok belajar motorik terdapat hasil belajar dari kelompok belajar intelektual.
Di dalam proses belajar siswa harus mampu bergaul dengan lingkungan sekitarnya, mengatur aktivitas inteltual, mampu mengungkapkan dan mempelajari pengetahuan melalui bahasa, membuat gerakan dan secara sadar dapat diterima atau menolak satu hal berdasarkan penilaiannya terhadap hal tersebut.
Mengingat tujuan akhir yang dicapai dalam belajar adalah merubah tingkah laku seseorang pada langkah yang lebih maju sesuai dengan kemampuannya, maka diperlukan suatu strategi belajar yang mempunyai kerangka berfikir objektif/ tujuan khusus untuk mendapatkan hasil belajar yang terprogram.
Hasil belajar menurut Benyamin S. Bloom yang disebut taksonomi pendidikan, dibagi menjadi tiga klasifikasi atau domain, yaitu:
1.  domain kognitif
2.  domain afektif
3.  domain psikomotor
Domain kognitif meliputi aspek berfikir, mengetahui dan memecahkan masalah. Domain afektif mencakup tujuan yang berkaitan dengan sikap, minat, dan apresiasi. Sedangkan domain psikomotor meliputi aspek keterampilan motorik.
Untuk dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar, maka ketiga domain tersebut di atas harus berjalan bersama-sama. Siswa hendanya diusahakan setinggi mungkin dalam menyerap informasi-informasi baru dalam melibatkan langsung ke dalam struktur kognitif, sehingga dapat tercapai tingkat berfikir dan pembentukan sikapnya.

C.     Kejujuran
Jujur adalah sebuah kata yang telah dikenal oleh hampir semua orang. Bagi yang telah mengenal kata jujur mungkin sudah tahu apa itu arti atau makna dari kata jujur tersebut. Namun masih banyak yang tidak tahu sama sekali dan ada juga hanya tahu maknanya secara samar-samar.
Kata jujur adalah kata yang digunakan untuk menyatakan sikap seseorang. Bila seseorang berhadapan dengan suatu atau fenomena maka seseorang itu akan memperoleh  gambaran tentang  sesuatu  atau fenomena tersebut. Bila seseorang  itu  menceritakan informasi tentang  gambaran  tersebut kepada orang lain tanpa ada “perubahan” (sesuai dengan realitasnya ) maka sikap yang seperti itulah yang disebut dengan jujur.
Sesuatu atau fenomena yang dihadapi  tentu  saja apa yang ada pada diri sendiri atau di luar diri sendri. Misalnya keadaan atau kondisi tubuh, pekerjaan yang telah atau sedang  serta  yang akan dilakukan. Sesuatu yang teramati juga dapat   mengenai benda, sifat dari benda tersebut atau bentuk  maupun model. Fenomena yang teramati boleh saja yang berupa suatu peristiwa, tata hubungan sesuatu dengan lainnya. Secara sederhana dapat dikatakan apa saja yang ada dan apa saja yang terjadi.
Perlu juga diketahui bahwa ada juga seseorang memberikan berita atau informasi sebelum terjadinya peristiwa atau fenomena. Misalnya sesorang mengatakan dia akan hadir dalam pertemuan di sebuah gedung bulan depan. Kalau memang dia hadir pada waktu dan tempat yang telah di sampaikannya itu maka seseorang itu bersikap jujur. Dengan kata lain jujur juga berkaitan dengan janji. Disini jujur berarti mencocokan atau menyesuaikan ungkapan (informasi) yang disampaikan dengan realisasi (fenomena).
Mungkin kita pernah melihat atau memperhatikan  Tukang  bekerja. Dia bekerja berdasarkan sebuah pedoman kerja. Dalam pedoman kerja (tertulis atau tidak) ada ketentuan sebuah perbandingan yakni  3 : 5. Tapi dalam pelaksanaan kerja Tukang tersebut tidak mengikuti angka perbandingan itu, dia  membuat perbandingan yang lain yakni 3 : 6,  Peristiwa ini jelas memperlihatkan si  Tukang  tidak mengikuti ketentuan yang ada dalam pedoman kerja. Dengan demikian berarti si Tukang tidak bersikap  jujur. Dalam kasus ini sang Tukang tidak berusaha menyesuaikan  informasi yang ada dengan fenomena (tindakan yang  dilaksanakan ).
Kejujuran juga bersangkutan dengan  pengakuan. Dalam hal ini kita ambil contoh , orang Eropa membuat pernyataan atau menyampaikan informasi, bahwa. orang pertama sekali yang sampai ke Benua Amerika adalah  Cristofer Colombus. Padahal menurut sejarah yang berkembang, sebelum Colombus mendarat di Benua Amerika telah sampai kesana armada Laksmana Cheng ho. Artinya apa,  tidak ada pengakuan. Dalam hal ini kita juga melihat persoalan kesesuaian antara fenomena (realitas) dengan informasi yang disampaikan.
Jadi dari uraian di atas dapat diambil semacam rumusan, bahwa   apa yang disebut dengan jujur adalah sebuahsikap yang selalu berupaya menyesuaikan atau mencocokan  antara  Informasi dengan fenomena. Dalam agama Islam sikap seperti  inilah yang dinamakan  shiddiq. Makanya jujur itu ber-nilai tak terhingga.

D.     Metode Kultum
Kuliah Tujuh Menit atau lebih dikenal dengan istilah Kultum merupakan sebuah cara untuk menanamkan karakter pada diri siswa. Pada umumnya kultum dipakai atau diterapkan dalam ceramah religi dan acara keagamaan lainnya. Tujuan utama dari kultum ini adalah mengajak seseorang untuk melakukan suatu kebaikan dan memantapkannya.
Mengingat tujuan pendidikan nasional indonesia yang mentitik beratkan pada karakter individu maka guru haruslah memfokuskan pembelajaran pada akhlak peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berbudi luhur. Model pembelajaran  yang cocok dengan  penanaman karakter ini adalah dengan menyertakan ceramah di setiap pembelajaran. Saya menyebut ini dengan metode kultum.
Metode kultum ini untuk memaksimalkan penanaman karakter dalam diri siswa dalam setiap proses belajar mengajar. Proses kultum ini dilakukan dalam aprasepsi atau dalam pesan moral agar tidak mengganggu materi pelajaran yang lain. Penggunaan metode kultum ini akan lebih efektif jika dilakukan dengan sesering mungkin sehingga siswa menjadi terbiasa.
Fokus kultum kali ini adalah membahas tentang kejujuran. Guru memberi kultum dengan tema kejujuran denagn berkala. Hal ini diharapkan siswa dapat sadar akan pentingnjya kejujuran dalam diri mereka. Dengan pembiasaan pola hidup jujur maka siswa akan terdorong untuk jujur dalam segala kegiatan mereka.


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A.     Subjek Penelitian
Aspek yang diamati adalah perkembangan kejujuran siswa melalu metode kultum yang dilakukan di Kelas V SDN Genengan 2.
Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Genengan 2. Sedangkan Obyek penelitiannjya adalah peningkatan kejujuran pada diri siswa Kelas V SDN Genengan 2.

B.     Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di SDN Gengan 2, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan. Dengan populasi siswa kelas V yang berjumlah 21 orang.

C.     Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan bahan-bahan yang obyektif (sesuai dengan data di lapangan) yang dapat dipertanggungjawabkan validitas (tepat dan akurat) dan kebenarannya. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode-metode pengumpulan data sesuai dengan yang dibutuhkan, yaitu :
1.      Metode Observasi atau Pengamatan
Metode observasi adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati, baik secara langsung ataupun tidak langsung, yang hasil pengamatan tersebut dicatat secara sistematis (Sutrisno Hadi, 1994: 236). Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data guna mengetahui gambaran umum mengenai penerapan metode kultum pembelajaran hakiki dalam meningkatkan kejujuran siswa Kelas V SD
2.      Wawancara (Interview)
Interview dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang diajukan secara sistematis dan berdasarkan pada tujuan penelitian (Hadi, 1987:136). Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana penerapan pendekatan tematik berbasis pembelajaran hakiki dalam meningkatkan proses belajar siswa Kelas V SD Negeri Genengan 2 Kecamatan Kawedanan. Tehnik wawancara dilakukan dengan mencatat hasil wawancara dan melakukan kegiatan perekaman hasil wawancara dengan tape recorder.
3.      Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998: 236).
Metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data-data administratif dan data statistik, seperti daftar (list) nama-nama siswa dan daftar nilai siswa Kelas V SD Negeri Genengan 2 Kecamatan Kawedanan. Dengan metode ini peneliti mengambil data-data dari tata usaha, pusat statistik maupun dari buku dan makalah, serta media massa, seperti majalah, koran jurnal maupun buletin.

D.    Teknik Analisis Data
Teknis analisis ini dilakukan selama pengumpulan data yang diikuti secara langsung dengan pekerjaan menuliskan, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, dan menyajikan. Analisis data M & H terdiri dari tiga alur analisis yang saling berinteraksi, yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Analisis dilakukan dengan cara: data direduksi, dirangkum, dicari tema dan polanya, memberi kode pada aspek-aspek tertentu, kemudian difokuskan pada hal-hal yang penting, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih tajam. Seperti yang tampak dalam gambar di bawah ini:







Ilustrasi singkat dari prosedur ini ialah pertama, peneliti mengadakan pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan pedoman yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada saat itulah dilakukan pencatatan dan perekaman atas jawaban responden. Informasi tersebut dicek ricek baik dengan sumber yang berbeda, maupun dengan teknik yang berbeda (trianggulasi), juga dengan umpan balik, bahkan kadang sampai tiga atau empat kali pengulangan. Dari informasi yang diterima tersebut seringkali memunculkan pertanyaan-pertanyaan baru, baik pada saat wawancara sedang berlangsung maupun sudah berakhir, atau disebut proses wawancara mendata. Setelah data dilacak, diperdalam, dan diuji kebenarannya, selanjutnya dicari maknanya berdasarkan kajian teoritik yang digunakan, dengan cara pemilihan, pemilahan, dan penganalisisan data. Langkah selanjutnya data ditransformasikan dan disusun secara tematik dalam bentuk teks naratif sesuai dengan karakteristik masing-masing. Terakhir dicari makna yang paling esensial dari masing-masing tema, berupa fokus penelitian yang dituangkan dalam kesimpulan.
Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga komponen penting dalam program pengajaran. Ketiga komponen tersebut saling berkitan satu sama lain. Kurikulum menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran menentukan keberhasilan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan penilaian dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan penyempurnaan kurikulum.
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu dilakukan penilaian kelas yang menggambarkan kemampuan dan prestasi belajar siswa. Penilaian kelas dapat dilaksanakan melalui teknik tes (lisan, tertulis, dan perbuatan) dan non tes berupa pemberian tugas, praktik, dan kumpulan hasil kerja siswa.
Penilaian adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil dari penilaian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakukan selanjutnya. Menurut Umar (2002:1), penilaian atau evaluasi adalah suatu proses secara sistematis untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program.


DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. Dr. Prof. METODE PENELITIAN PENDIDIKAN – Pendekatan Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung
Bazalgette, Cary. Teaching Media In Primary School. Inggris:  SAGE Publication
Uray Husna Asmara. 2003. Penulis Karya Ilmiah. Pontianak: Fahrun Bahagia
Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia

Minggu, 30 Desember 2012

ipanel indonesian survey


start action now
bagi kawan-kawan yang hobinya mainan internet atau berkecimpung di dunia internet. saya menawari sebuah progam yang baru saya ikuti. progam ini meminta bantuan anda untuk mengisi sebuah kuisioner untuk pengembangan produk yang mereka tawarkan. setelah mengisi kuisioner kita akan memperoleh poin. poin inilah nantinya bisa kita tarik menjadi rupiah. caranya sangat gampang, seperti mainan game online. daripada waktu terbuang sia-sia di depan komputer buat main game mending kita sempatkan 10 menit buat mengikuti kuisioner ini.
Semoga bermanfaat. bagi yang berminat silahkan join dengan mengklik daftar.
DAFTAR

RESUME MATERI "BAB V"


TUGAS RESUME MATERI
                         ” BAB V “

Mata Kuliah : Penelitian Tindakan Kelas
Dosen Pengampu : Drs. Edy Siswanto, M.Pd


Oleh
KELOMPOK V :
    
                                               Lelly Triana                            (09141124) 
                                   Linda Kusuma                        (09141128) 
                                   Mita Febriana                         (09141143)
                                   Muchlis Hariadi  W.               (09141144)
                                   Muharram Surya P                 (09141147)
                                   Nurika Raket R.                     (09141155)
                                   Nurul Faida S                         (09141157)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
IKIP PGRI MADIUN
2012



BAB V
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Dalam penelitian formal, lapran merupakan persyaratan yang harus dipenuhi, lebih-lebih jika penelitian tersebut dilakukan berdasarkan satu unit tertentu atau pesanan dari satu lembaga seperti skripsi, tesis dan disertasi. Laporan penelitian merupakan satu dokumen untuk mendokumentasikan segala komponen penelitian, mulai dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, metodologi penelitian, analisis data, temuan dan diskusi, serta kesimpulan.
Dalam PTK , aktor utama adalah guru, laporan penelitian bermanfaat bagi guru dan sekolah. Laporan PTK bisa dibaca guru lain , sehingga hasil atau strategi perbaikan yang diterapkan dapat ditelaah dan dicoba. Disamping itu bisa meningkatkan kemampuan professional, penulisan laporan penelitian juga mempunyai manfaat praktis yaitu sebagai syarat untuk memenuhi angka kredit kenaikan pangkat. Dengan menulis laporan penelitian guru berlatih menjalankan fungsi yang sesungguhnya sebagai seorang peneliti.
Guru dapat membuat PTK sesuai dengan prosedur. Laporan harus mencakup semua tahap yang dilakukan guru dalam melaksanakan PTK, mulai dari munculnya masalah, menganalisisnya, merumuskan masalah, merencanakan perbaikan, melaksanakan perbaikan, observasi dan interpretasi serta analisis dan refleksi.
Selanjutnya bila guru sudah puas dalam melaksanakan siklus-siklus, langkah selatjutnya penyusunan laporan kegiatan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menulis laporan penelitian harus sistematis, jelas, dan akurat.

Sistematika Laporan PTK
Bagian depan : halaman judul, halaman publikasi, halaman pengesahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar table (jika ada), daftar gambar (jika ada), daftar lampiran (jika ada).

Bab I : PENDAHULUAN
  A.    Latar Belakang Masalah
  Berisi alasan mengapa tertarik untuk mengkaji masalah tersebut, penyebab terjadinya masalah.
   B.    Identifikasi Masalah
  Dikemukakan masalah-masalah yang lebih spesifik, dan uraikan masalah tersebut.
  C.    Pembatasan Masalah
  Pilihlah masalah yang paling urgen/diprioritaskan untuk diteliti.
  D.    Rumusan Masalah
  Rumuskan masalah dengan kalimat tanya yang spesifik, jelas, dan operasional.
  E.     Tujuan Penelitian
  Kemukakan tujuan yang ingin dicapai.
  F.     Manfaat Hasil Penelitian
  Kemukakan manfaat hasil penelitian bagi : guru, siswa, sekolah,dll.



Bab II : KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS INDAKAN

  A.    Kajian Teori
  Tulislah teori-teori yang melandasi penelitian.
  B.    Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
  Kemukakan hasil penelitian terdahulu yang pernah diteliti dengan masalah yang sama.
  C.    Kerangka Berfikir
  Kemukakan kerangka berpikir yang menjelaskan hubungan logis antara teori dan tindakan yang dilakukan.
  D.    Hipotesis Tindakan
  Kemukakan dugaan sementara yang dianggap baik dalam mengatasi masalah.

Bab III : METODE PENELITIAN
  A.    Obyek Tindakan
  Tuliskan fokus tindakan, jumlah siklus, dan tindakan setiap siklus.
  B.    Setting, Lokasi, dan Subyek Penelitian
  Sebutkan nama sekolah, alamat, kondisi, kelas berapa, jumlah siswa, kondisi dan karakteristik siswa, serta   alasan mengapa memilih kelas tersebut.
  C.    Metode Pengumpulan Data
  Instrumen apa saja, bentuk, kisi-kisinya dan prosedur dalam mengumpulkan data.
  D.    Metode Analisis Data
  Metode apa yang akan diguakan, dan kriteria/pedoman refleksi yang digunakan untuk pengambilan kesimpulan.

Bab IV : HASIL PENELITIAN
  A.    Gambaran Selintas Setting Penelitian
  Jelaskan apa saja yang terjadi saat tahapan tindakan dilakukan.
  B.    Uraian Secara Umum/Keseluruhan
  Rangkum keseluruhan yang terjadi selama siklus
  C.    Penjelasan Per Siklus
  Jelaskan secara rinci untuk setiap siklus.
  D.    Pembahasan dan Pengambilan Simpulan
  Lakukan diskusi untuk lebih mendalami apa yang diperoleh.

Bab V : SIMPULAN DAN SARAN
  A.    Simpulan
  Kemukakan poin-poin sesuai hasil pembahasan
  B.    Saran
  Kemukakan saran untuk pihak tertentu berkaitan dengan masalah.


Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes