Rabu, 10 Oktober 2012

energi matahari


Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap kesempatan.Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga matahari adalah “sinar matahari” dan “photovoltaic” (photo- cahaya, voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar listrik.

Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon, sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan listrik mengalir, membangkitkan arus DC.  Makin kuat cahaya, makin kuat aliran listrik.

Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi. Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit biru sedang yang benar-benar cerah.
Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil, seperti kalkulator, menggunakan solar sel yang sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan untuk menyediakan listrik di wilayah yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga listrik. Kami telah mengembangkan lemari pendingin, yang bernama Solar Chill yang dapat berfungsi dengan energi matahari. Setelah dites, lemari pendingin ini akan digunakan oleh organisasi kemanusiaan untuk membantu menyediakan vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh setiap orang yang tidak ingin bergantung dengan tenaga listrik  untuk mendinginkan makanan mereka. Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain utama oleh para arsitek semakin meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar dapat menggantikan bahan atap konvsional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat diintegrasikan menjadi atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan percampuran yang menarik antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga dapat digunakan untuk menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di musim panas ketika sistem AC membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu mengurangi beban maskimum elektik.Baik dalam skala besar maupun skala kecil photovoltaic dapat mengantarkan tenaga ke jaringan listrik, atau dapat disimpan dalam selnya.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari
Kaca-kaca besar mengkonsetrasikan cahaya matahari ke satu garis atau titik. Panas yang dihasilakan digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya, tekanan uap panas yang tinggi digunakan untuk menjalankan turbin yang menghasilkan listrik. Di wilayah yang disinari matahari, Pembangkit Listrik Tenaga matahari dapat menjamin pembagian besar produksi listrik

Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya 354MW, pada tahun 2015 kapasitas total pemasangan pembangkit tenaga panas matahari akan melampaui 5000 MW. Pada tahun 2020, tambahan kapasitas akan naik pada tingkat sampai 4500 MW setiap tahunnya dan total pemasangan kapasitas tenaga panas matahari di seluruh dunia dapat mencapai hampir 30.000 MW- cukup untuk memberikan daya untuk 30 juta rumah.

Pemanas dan Pendingin Tenaga Matahari
Panas tenaga matahari menggunakan panas matahari secara langsung. Pengumpul panas matahari  diatas atapmu dapat menyediakan air panas untuk rumahmu, dan membantu menghangatkan rumahmu. Sistem panas matahari berdasarkan prin
sip sederhana yang telah dikenal selama berabad-abad: matahari memanaskan air yang mengisi bejana gelap. Teknologi tenaga panas matahari yang ada di pasar saat ini sangat efisien dan bisa diandalkan. Saat ini pasar menyediakan tenaga matahari untuk aplikasi dengan cakupan luas, dari pemanas air domestik dan pemanas ruangan di perumahan dan gedung –gedung komersial, sampai pemanas kolam renang, tenaga matahari-pendingin, proses pemanasan industri  dan memproses air menjadi tawar.Saat ini produksi pemanas air panas domestimerupakan aplikasi paling umum untuk tenaga panas matahari. Di beberapa negara hal ini telah menjadi sarana yang umum digunakan oleh gedung tempat tinggal. Tergantung pada kondisi dan konfigurasi sistem, kebutuhan air panas dapat disediakan oleh tenaga matahari hingga 100% . Sistem yang lebih besar dapat ditambahkan untuk menutupi bagian penting dari kebutuhan energi untuk pemanas ruangan. Ada dua tipe teknologi: Tabung vakum- penyedot di dalam tabung vakum menyedot radiasi dari matahari dan memanaskan cairan di dalam, seperti di panel tenaga matahari datar. Tambahan radiasi diambil dari reflektor di belakang tabung. Bentuk bundar tabung vakum membuat cahaya matahari dari berbagai sudut dapat mencapai penyerap secara langsung. Bahkan di saat mendung, ketika cahaya datang dari banyak sudut pada saat bersamaan, tabung vakum kolektor tetap dapat efektif. Kolektor solar panel datar- pada dasarnya merupakan kotak yang ditutupi kaca yang ditaruh di atap seperti cahaya langit. Di dalam kotak terdapat serangkaian tabung pemotong dengan sirip pemotong terpasang. Seluruh struktur dilapisi substansi hitam yang didesain untuk menangkap sinar matahari. Sinar ini memanaskan air dan campuran bahan anti beku, yang beredar dari kolektor turun ke pemanas air di bawah tanah.
Pendingin tenaga matahari: Pendingin tenaga matahari menggunakan sumber energi panas untuk menghasilkan dingin dan /atau mengurangi kelembaban udara dengan cara yang sama dengan lemari pendingin atau AC konvensional. Aplikasi ini cocok dengan energi panas matahari, sejalan dengan meningkatnya permintaan pendingin ketika panas matahari banyak. Pendingin tenaga matahari telah sukses didemonstrasikan. Penggunaan skala besar dapat diharapkan di masa depan, sejalan dengan berkurangnya biaya teknologi ini, terutama untuk sistem skala kecil.

Lingkungan Hidup dalam Perspektif Islam



Manusia diciptakan oleh Alloh untuk beribadah kepada-Nya. Hal ini dengan jelas dinyatakan dalam ayat berikut:  “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (QS 51 : 56). Ibadah dalam arti luas sesuai firman Allah di atas dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah sebagai segala sesuatu yang diridhoi Allah SWT dalam bentuk ucapan dan perbuatan lahir atau batin (Zabidi, 2007). Mengacu pada pengertian ini, ibadah bukan hanya yang menyangkut ritual tetapi meliputi totalitas aspek kehidupan dari yang sangat kecil seperti masuk kamar mandi sampai yang besar seperti prinsip bernegara. Salah satu aspek ibadah yang sangat penting yang paling sering dilupakan oleh masyarakat muslim adalah aspek lingkungan hidup.

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungan. Apabila masyarakat muslim memahami bahwa interaksi yang benar dengan lingkungan juga merupakan ibadah mungkin kerusakan lingkungan tidak akan sebesar yang terjadi saat ini.

Permasalahan lingkungan yang terjadi saat sekarang ini disebabkan oleh dua hal yaitu: pertama, karena kejadian alam yang harus terjadi sebagai sebuah proses dinamika alam itu sendiri. Kedua, sebagai akibat dari perbuatan manusia. Eksploitasi sumber daya alam yang tidak ramah lingkungan menimbulkan kerusakan yang akhirnya juga mengancam eksistensi manusia. Berkaitan dengan hal ini Alloh berfirman : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)“ (QS  30:41).

Islam sebagai Rahmatan lil’alamin telah mengatur adab terhadap lingkungan. Hal ini dapat kita temukan dalam banyak keterangan, sejarah serta aktivitas ibadah maghdah. Yang paling jelas adalah refleksi kesadaran lingkungan dalam ibadah haji. Ketika mulai berihram atau memasuki tanah Haram, jemaah haji atau manusia tidak diperkenankan menyakiti binatang, menumbangkan pepohonan, bahkan memetik rumput sekalipun (Republika, 2007).  Konsep pelestarian lingkungan juga telah diaplikasikan oleh Rosululloh dengan  memperkenalkan kawasan lindung (hima’), yakni suatu kawasan yang khusus dilindungi pemerintah atas dasar syari’at guna melestarikan kehidupan liar di hutan. Nabi pernah mencagarkan kawasan sekitar Madinah sebagai hima’ guna melindungi lembah, padang rumput dan tumbuhan yang ada di dalamnya. Selain hima’, Islam juga memperkenalkan konsep ihya’ul mawat, yakni usaha mengelola lahan yang masih belum bermanfaat menjadi berguna bagi manusia.
Dari uraian di atas, terlihat bahwa Islam memiliki perspektif lingkungan yang sangat kuat yang tidak hanya ada dalam tataran normatif tetapi juga telah dicontohkan Rosulullah selama perjalanan risalahnya. Upaya untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan melalui pendidikan lingkungan pada umat Islam akan memberikan andil besar dalam mencegah perusakan lingkungan lebih jauh bahkan memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi.  Sebagai unit sosial terkecil, keluarga memegang peran yang penting dalam pendidikan lingkungan. Dalam hal ini seorang ibu sebagai pendidik utama anak-anaknya dapat berkontribusi sangat besar dalam menanamkan nilai-nilai ramah lingkungan dalam keluarga. Hal ini bisa dilakukan dengan kebiasaan-kebiasaan yang sederhana misalnya menghemat air, menyayangi binatang, membuang sampah pada tempatnya, menanam dan memelihara pohon, mematikan alat  elektronik dan lampu ketika tidak digunakan, dll. Hal-hal kecil yang dapat berdampak besar apabila dilakukan secara berjamaah.

Sabtu, 06 Oktober 2012

aspek lingkungan hidup


Krisis lingkungan global yang terjadi pada saat sekarang ini antaralain terjadinya kerusakan (hutan, tanah, lapisan ozon), pencemaran (air, tanah, udara, laut), kepunahan sumber daya energi dan mineral, kepunahan keanekaragaman hayati, dan lain-lain. Dimana  Krisis lingkungan global sudah merupakan ancaman yang sangat serius dan nyata terhadap kehidupan manusia. Apa yang menjadi akar permasalahan dalam krisis lingkungan hidup? Menurut Sony Keraf  mantan Menteri Lingkungan Hidup yang diundang  sebagai pembicara pada Rapat Teknis Pengendalian Kerusakan Lingkungan Hidup,  yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa, berpendapat bahwa yang menjadi akar permasalahan krisis lingkungan global adalah: pertama, kesalahan cara pandang (paradigma) manusia terhadap dirinya, alam dan hubungan manusia dengan alam. Sifat manusia yang tamak, rakus, pola konsumsi, eksploitatif dan tidak bertanggung jawab merupakan salah satu permasalahan yang ada. Kedua,  kesalahan paradigma pembangunan, dimana pembangunan berkelanjutan hanya sebagai jargon, yang pada kenyataannya pembangunan yang terjadi mengorbankan lingkungan. Ketiga,  adanya bad government, bad ethics seperti KKN yang menyebabkan ijin eksploitasi tanpa peduli lingkungan hidup. 
Teori etika lingkungan menurut Sony Keraf terbagi tiga, yaitu: Antroposentrisme: lingkungan diperhatikan sejauh memenuhi kepentingan manusia (yang utama adalah kepentingan ekonomi manusia). Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langsung. Biosentrisme: Lingkungan hidup diperhatikan karna berkaitan dengan tanggung jawab moral menjaga kehidupan. Ekosentrisme: manusia adalah bagian dari alam, maka alam menjadi tanggung jawab manusia; seluruh ekosistem bernilai karna kehidupan bergantung pada eksosistem; makhluk ekologis.  Cara pandang antroposentrisme, kini dikritik secara tajam oleh etika biosentrisme dan ekosentrisme. Bagi biosentrisme dan ekosentrisme, manusia tidak hanya dipandang sebagai makhluk sosial. Manusia pertama-tama harus dipahami sebagai makhluk biologis, makhluk ekologis. Dunia bukan sebagai kumpulan objek-objek yang terpisah, tetapi sebagai suatu jaringan fenomena yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain secara fundamental. Etika ini mengakui nilai intrinsik semua makhluk hidup dan memandang manusia tak lebih dari satu untaian dalam jaringan kehidupan.
Menurut Sony Keraf, untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut di atas, maka perlu dilakukan tindakan agar krisis lingkungan dapat teratasi yaitu: pertama, perubahan perilaku. Kedua, perubahan paradigma pembangunan dari pembangunan berkelanjutan ke pembangunan keberlanjutan ekologi. Ketiga,  perlunya Good Environmental Government, yang memiliki komitmen moral yang konsisten (individu, masyarakat, dunia usaha dan pemerintah). 


 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes